Kelahiran bayi bisa mulai terjadi sejak
usia kehamilan 37 minggu. Untuk itu, penting sekali, mengetahui
taksiran persalinan Anda, agar terhindar dari risiko kesakitan dan
kematian. Sehingga Dokter bisa mengetahui perjalanan kehamilan dan
tindakan yang harus dilakukan.
Mengapa usia kehamilan dan taksiran persalinan ini penting, baik bagi dokter maupun ibu hamil?
Untuk meminimalkan risiko akibat kesalahan taksiran persalinan:
• Lokasi atau posisi kehamilan.
• Jumlah bayi.
• Bayi hidup atau tidak.
• Anatomi rahim dan indung telur, misalnya apakah ada miom atau kista.
Mengapa usia kehamilan dan taksiran persalinan ini penting, baik bagi dokter maupun ibu hamil?
- Pertama, untuk mengetahui sudah seberapa jauh perjalanan kehamilan, karena di tiap-tiap usia yang berbeda, kita akan berharap sesuatu yang berbeda. Misalnya, berat badan bayi saat usia kehamilan 33 minggu tentu diharapkan berbeda dengan beratnya saat usia kehamilan 36 minggu.
- Alasan kedua untuk menentukan kapan kita harus bertindak. Jangan sampai usia kehamilannya lewat waktu. Banyak penelitian menyatakan bahwa terjadi peningkatan angka kesakitan dan kematian bayi setelah usia kehamilan 41 minggu
Untuk meminimalkan risiko akibat kesalahan taksiran persalinan:
- Disarankan seorang wanita ingat dengan siklus haidnya. Bila perlu, buatlah semacam diary atau catatan harian.
- Lalu, sempatkan waktu untuk bertemu dokter minimal satu kali di trimester pertama kehamilannya. Mereka yang haidnya tidak teratur atau lupa HPHT-nya sangat penting untuk menjalani pemeriksaan dengan alat USG.
- Bila ada keraguan, maka perlu dilakukan croscheck, second opinion atau memantau pertumbuhan bayi. Jadi, tidak serta merta diambil tindakan. Di lain pihak, ibu hamil juga harus paham tanda-tanda persalinan yang biasanya diberitahukan dokter saat usia kehamilannya masuk 36 minggu. Ingatlah, kelahiran bayi bisa mulai terjadi sejak usia kehamilan 37 minggu.
• Lokasi atau posisi kehamilan.
• Jumlah bayi.
• Bayi hidup atau tidak.
• Anatomi rahim dan indung telur, misalnya apakah ada miom atau kista.
Sumber:http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Kehamilan/Gizi+dan+Kesehatan/jangan.salah.hitung.waktu.persalinan/001/001/1487/1
Share |
Kelahiran bayi bisa mulai terjadi sejak
usia kehamilan 37 minggu. Untuk itu, penting sekali, mengetahui
taksiran persalinan Anda, agar terhindar dari risiko kesakitan dan
kematian. Sehingga Dokter bisa mengetahui perjalanan kehamilan dan
tindakan yang harus dilakukan.
Mengapa usia kehamilan dan taksiran persalinan ini penting, baik bagi dokter maupun ibu hamil?
Untuk meminimalkan risiko akibat kesalahan taksiran persalinan:
• Lokasi atau posisi kehamilan.
• Jumlah bayi.
• Bayi hidup atau tidak.
• Anatomi rahim dan indung telur, misalnya apakah ada miom atau kista.
Mengapa usia kehamilan dan taksiran persalinan ini penting, baik bagi dokter maupun ibu hamil?
- Pertama, untuk mengetahui sudah seberapa jauh perjalanan kehamilan, karena di tiap-tiap usia yang berbeda, kita akan berharap sesuatu yang berbeda. Misalnya, berat badan bayi saat usia kehamilan 33 minggu tentu diharapkan berbeda dengan beratnya saat usia kehamilan 36 minggu.
- Alasan kedua untuk menentukan kapan kita harus bertindak. Jangan sampai usia kehamilannya lewat waktu. Banyak penelitian menyatakan bahwa terjadi peningkatan angka kesakitan dan kematian bayi setelah usia kehamilan 41 minggu
Untuk meminimalkan risiko akibat kesalahan taksiran persalinan:
- Disarankan seorang wanita ingat dengan siklus haidnya. Bila perlu, buatlah semacam diary atau catatan harian.
- Lalu, sempatkan waktu untuk bertemu dokter minimal satu kali di trimester pertama kehamilannya. Mereka yang haidnya tidak teratur atau lupa HPHT-nya sangat penting untuk menjalani pemeriksaan dengan alat USG.
- Bila ada keraguan, maka perlu dilakukan croscheck, second opinion atau memantau pertumbuhan bayi. Jadi, tidak serta merta diambil tindakan. Di lain pihak, ibu hamil juga harus paham tanda-tanda persalinan yang biasanya diberitahukan dokter saat usia kehamilannya masuk 36 minggu. Ingatlah, kelahiran bayi bisa mulai terjadi sejak usia kehamilan 37 minggu.
• Lokasi atau posisi kehamilan.
• Jumlah bayi.
• Bayi hidup atau tidak.
• Anatomi rahim dan indung telur, misalnya apakah ada miom atau kista.
Sumber:http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Kehamilan/Gizi+dan+Kesehatan/jangan.salah.hitung.waktu.persalinan/001/001/1487/1
Share |