13 Sep 2011

Penting nya Usia Kehamilan

Kelahiran bayi bisa mulai terjadi sejak usia kehamilan 37 minggu. Untuk itu, penting sekali, mengetahui taksiran persalinan Anda, agar terhindar dari risiko kesakitan dan kematian. Sehingga Dokter bisa mengetahui perjalanan kehamilan dan tindakan yang harus dilakukan.

Mengapa usia kehamilan dan taksiran persalinan ini penting, baik bagi dokter maupun ibu hamil?
  • Pertama, untuk mengetahui sudah seberapa jauh perjalanan kehamilan, karena di tiap-tiap usia yang berbeda, kita akan berharap sesuatu yang berbeda. Misalnya, berat badan bayi saat usia kehamilan 33 minggu tentu diharapkan berbeda dengan beratnya saat usia kehamilan 36 minggu.
  • Alasan kedua untuk menentukan kapan kita harus bertindak. Jangan sampai usia kehamilannya lewat waktu. Banyak penelitian menyatakan  bahwa terjadi peningkatan angka kesakitan dan kematian bayi  setelah usia kehamilan 41 minggu
Risiko kesakitan dan kematian bayi. Untuk taksiran persalinan, bila tidak akuratnya lebih awal, maka dokternya mungkin akan menduga pertumbuhan janin terhambat sehingga harus dikeluarkan, padahal sebenarnya belum waktunya, misalnya belum 37 minggu, sehingga dia jadi bayi prematur. Sebaliknya, bila tidak akuratnya lebih cepat,  misalnya usia kehamilan diduga masih 37 minggu padahal sudah 42 minggu, maka risiko kesakitan dan kematian bayi.

Untuk meminimalkan risiko akibat kesalahan taksiran persalinan:
  • Disarankan seorang wanita ingat dengan siklus haidnya. Bila perlu, buatlah semacam diary atau catatan harian.
  • Lalu, sempatkan waktu untuk bertemu dokter minimal satu kali di trimester pertama kehamilannya. Mereka yang haidnya tidak teratur atau lupa HPHT-nya sangat penting untuk menjalani pemeriksaan dengan alat USG.
  • Bila ada keraguan, maka perlu dilakukan croscheck, second opinion atau memantau pertumbuhan bayi. Jadi, tidak serta merta diambil tindakan. Di lain pihak, ibu hamil juga harus paham tanda-tanda persalinan yang  biasanya diberitahukan dokter saat usia kehamilannya masuk 36 minggu. Ingatlah, kelahiran bayi bisa mulai terjadi sejak usia kehamilan 37 minggu.
USG di Trimester I. Selain untuk menentukan usia kehamilan dan taksiran persalinan, pemeriksaan dengan alat USG di trimester I juga bertujuan untuk mengetahui:
•  Lokasi atau posisi kehamilan.
•  Jumlah bayi.
•  Bayi hidup atau tidak.
•  Anatomi rahim dan indung telur, misalnya apakah ada miom atau kista.

Sumber:http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Kehamilan/Gizi+dan+Kesehatan/jangan.salah.hitung.waktu.persalinan/001/001/1487/1
Share |
Kelahiran bayi bisa mulai terjadi sejak usia kehamilan 37 minggu. Untuk itu, penting sekali, mengetahui taksiran persalinan Anda, agar terhindar dari risiko kesakitan dan kematian. Sehingga Dokter bisa mengetahui perjalanan kehamilan dan tindakan yang harus dilakukan.

Mengapa usia kehamilan dan taksiran persalinan ini penting, baik bagi dokter maupun ibu hamil?
  • Pertama, untuk mengetahui sudah seberapa jauh perjalanan kehamilan, karena di tiap-tiap usia yang berbeda, kita akan berharap sesuatu yang berbeda. Misalnya, berat badan bayi saat usia kehamilan 33 minggu tentu diharapkan berbeda dengan beratnya saat usia kehamilan 36 minggu.
  • Alasan kedua untuk menentukan kapan kita harus bertindak. Jangan sampai usia kehamilannya lewat waktu. Banyak penelitian menyatakan  bahwa terjadi peningkatan angka kesakitan dan kematian bayi  setelah usia kehamilan 41 minggu
Risiko kesakitan dan kematian bayi. Untuk taksiran persalinan, bila tidak akuratnya lebih awal, maka dokternya mungkin akan menduga pertumbuhan janin terhambat sehingga harus dikeluarkan, padahal sebenarnya belum waktunya, misalnya belum 37 minggu, sehingga dia jadi bayi prematur. Sebaliknya, bila tidak akuratnya lebih cepat,  misalnya usia kehamilan diduga masih 37 minggu padahal sudah 42 minggu, maka risiko kesakitan dan kematian bayi.

Untuk meminimalkan risiko akibat kesalahan taksiran persalinan:
  • Disarankan seorang wanita ingat dengan siklus haidnya. Bila perlu, buatlah semacam diary atau catatan harian.
  • Lalu, sempatkan waktu untuk bertemu dokter minimal satu kali di trimester pertama kehamilannya. Mereka yang haidnya tidak teratur atau lupa HPHT-nya sangat penting untuk menjalani pemeriksaan dengan alat USG.
  • Bila ada keraguan, maka perlu dilakukan croscheck, second opinion atau memantau pertumbuhan bayi. Jadi, tidak serta merta diambil tindakan. Di lain pihak, ibu hamil juga harus paham tanda-tanda persalinan yang  biasanya diberitahukan dokter saat usia kehamilannya masuk 36 minggu. Ingatlah, kelahiran bayi bisa mulai terjadi sejak usia kehamilan 37 minggu.
USG di Trimester I. Selain untuk menentukan usia kehamilan dan taksiran persalinan, pemeriksaan dengan alat USG di trimester I juga bertujuan untuk mengetahui:
•  Lokasi atau posisi kehamilan.
•  Jumlah bayi.
•  Bayi hidup atau tidak.
•  Anatomi rahim dan indung telur, misalnya apakah ada miom atau kista.

Sumber:http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Kehamilan/Gizi+dan+Kesehatan/jangan.salah.hitung.waktu.persalinan/001/001/1487/1
Share |

Kontraksi pada Awal Kehamilan

Pemicu terjadinya kontraksi di awal kehamilan, khususnya kontraksi yang bisa mengancam keselamatan ibu dan janin, antara lain kehamilan kembar, kelainan bentuk rahim, kelainan letak plasenta, infeksi di alat kelamin atau di organ tubuh lainnya, kelelahan fisik, atau aktifitas seksual.
Untuk mengatsinya, dokter biasanya akan meminta Anda untuk:
  • Banyak beristirahat. Berbaring dengan posisi menyamping ke kiri, karena rongga perut bagian kiri umumnya lebih luas daripada bagian kanan. Selain dapat mengurangi rasa sesak, posisi ini membuat aliran darah dan oksigen ke janin, lebih baik. Bila perlu, dokter akan meminta Anda berbaring di atas tempat tidur sepanjang hari (bedrest), namun biasanya  masih boleh berdiri untuk pergi ke kamar mandi atau duduk untuk makan.
  • Menjaga asupan cairan agar tidak dehidrasi, karena bila tubuh Anda kekurangan cairan,  maka kadar hormon oksitosin (hormon yang merangsang kontraksi rahim) di dalam darah akan meningkat.  
  • Mengurangi pekerjaan atau kegiatan fisik yang berat. Jadi, hindari melakukan olahraga yang melelahkan, sering naik/turun tangga, perjalanan panjang, dan pekerjaan rumah tangga yang berat.  
  • Mengurangi kegiatan seksual, misalnya menghentikan untuk sementara atau membatasi frekuensi kegiatan seksual.
  • Mengonsumsi obat-obatan, misalnya, obat antikontraksi atau obat untuk mengatasi infeksi - jika ada.  
  • Bersedia dirawat di rumah sakit bila obat yang diberikan tidak efektif, sehingga dokter memutuskan untuk memberikan obat melalui infus.
Sumber: http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Kehamilan/Tips/atasi.kontraksi.awal.kehamilan/001/005/1058/1
Share |
Pemicu terjadinya kontraksi di awal kehamilan, khususnya kontraksi yang bisa mengancam keselamatan ibu dan janin, antara lain kehamilan kembar, kelainan bentuk rahim, kelainan letak plasenta, infeksi di alat kelamin atau di organ tubuh lainnya, kelelahan fisik, atau aktifitas seksual.
Untuk mengatsinya, dokter biasanya akan meminta Anda untuk:
  • Banyak beristirahat. Berbaring dengan posisi menyamping ke kiri, karena rongga perut bagian kiri umumnya lebih luas daripada bagian kanan. Selain dapat mengurangi rasa sesak, posisi ini membuat aliran darah dan oksigen ke janin, lebih baik. Bila perlu, dokter akan meminta Anda berbaring di atas tempat tidur sepanjang hari (bedrest), namun biasanya  masih boleh berdiri untuk pergi ke kamar mandi atau duduk untuk makan.
  • Menjaga asupan cairan agar tidak dehidrasi, karena bila tubuh Anda kekurangan cairan,  maka kadar hormon oksitosin (hormon yang merangsang kontraksi rahim) di dalam darah akan meningkat.  
  • Mengurangi pekerjaan atau kegiatan fisik yang berat. Jadi, hindari melakukan olahraga yang melelahkan, sering naik/turun tangga, perjalanan panjang, dan pekerjaan rumah tangga yang berat.  
  • Mengurangi kegiatan seksual, misalnya menghentikan untuk sementara atau membatasi frekuensi kegiatan seksual.
  • Mengonsumsi obat-obatan, misalnya, obat antikontraksi atau obat untuk mengatasi infeksi - jika ada.  
  • Bersedia dirawat di rumah sakit bila obat yang diberikan tidak efektif, sehingga dokter memutuskan untuk memberikan obat melalui infus.
Sumber: http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Kehamilan/Tips/atasi.kontraksi.awal.kehamilan/001/005/1058/1
Share |

Kehamilan dan Obat Mual

Tanya: Sepanjang kehamilan saya (hamil 8 bulan) muntah-muntah. Dari obat anti-muntah berikut: dimenhidrinate, prometazin (nufapreg), metoklopramid, mediamer B6, ondansentron dan lanzoprazole, mana yang aman untuk ibu hamil dan janin?

Jawab: Semua obat anti-muntah yang disebutkan sebenarnya relatif aman digunakan selama kehamilan. Hanya saja, penggunaannya berbeda-beda, didasarkan pada berat ringan keluhan yang dialami. Misalnya, obat muntah jenis ondansentron memiliki efek anti-muntah yang lebih kuat dibanding yang lain, sedangkan lanzoprazole adalah jenis obat yang digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung dan tergolong aman digunakan selama kehamilan.

Tentu penggunaan obat yang lebih ringan dapat dipertimbangkan pada keluhan yang tidak terlalu berat. Selain itu, seperti juga pengobatan penyakit-penyakit yang lain, respons tiap orang berbeda terhadap obat tertentu, sehingga mengganti jenis obat yang diberikan dapat dipertimbangkan bila tidak diperoleh respons yang sesuai. Demi kesehatan Anda dan janin, konsultasikan ke dokter kandungan Anda sebelum mengonsumsi obat apa pun.

dr. Arman Djajakuslie, SpOG

Sumber:http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Kehamilan/Tanya+-+Jawab/penggunaan.obat.anti.mual.untuk.ibu.hamil/001/006/802/1
 Share |
Tanya: Sepanjang kehamilan saya (hamil 8 bulan) muntah-muntah. Dari obat anti-muntah berikut: dimenhidrinate, prometazin (nufapreg), metoklopramid, mediamer B6, ondansentron dan lanzoprazole, mana yang aman untuk ibu hamil dan janin?

Jawab: Semua obat anti-muntah yang disebutkan sebenarnya relatif aman digunakan selama kehamilan. Hanya saja, penggunaannya berbeda-beda, didasarkan pada berat ringan keluhan yang dialami. Misalnya, obat muntah jenis ondansentron memiliki efek anti-muntah yang lebih kuat dibanding yang lain, sedangkan lanzoprazole adalah jenis obat yang digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung dan tergolong aman digunakan selama kehamilan.

Tentu penggunaan obat yang lebih ringan dapat dipertimbangkan pada keluhan yang tidak terlalu berat. Selain itu, seperti juga pengobatan penyakit-penyakit yang lain, respons tiap orang berbeda terhadap obat tertentu, sehingga mengganti jenis obat yang diberikan dapat dipertimbangkan bila tidak diperoleh respons yang sesuai. Demi kesehatan Anda dan janin, konsultasikan ke dokter kandungan Anda sebelum mengonsumsi obat apa pun.

dr. Arman Djajakuslie, SpOG

Sumber:http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Kehamilan/Tanya+-+Jawab/penggunaan.obat.anti.mual.untuk.ibu.hamil/001/006/802/1
 Share |
 
Planet Bayi Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template