APA YANG PERLU KITA LAKUKAN JIKA ANAK-ANAK KITA PUNYA CITA-CITA YANG KAYAKNYA GAK PROSPEK BANGET GITU LHO..
Dulu sy pernah punya pengalaman menjadi guru volunteer atau voluntary teacher di salah satu TK di LN.
Ada satu peristiwa yang paling saya ingat kala itu sang guru sedang mengambil tema tentang "Career day".
Anak-anak diminta duduk melingkar setengah lingkaran, lalu sang guru mengajak mereka bernyanyi bersama, saya duduk di pojok belakang menyaksikan proses belajar di kelas tersebut.
Setelah selesai bernyanyi lalu sang ibu guru berkata;
"Anak-anak hari ini adalah hari bermimpi dan menyampaikan cita-cita", setiap orang harus memiliki cita-cita dan mimpi besar dalam hidupnya"
begitu bu guru mengawali kata-katanya.
"Nah sekarang giliran kamu Bryan, kalau besar kamu mau jadi apa?" sambil menunjuk anak yang duduk paling kanan dari lingkaran tersebut.
Spontan "Bryanpun menjawab, Aku ingin jadi Supir Truk bu guru!" jawabnya lantang dan PD.
Lalu dengan semangat sambil mengacungkan jempol sang guru berkata "Yes ! That's Great Bryan !" Why Truck Driver? " tanya bu guru, "Karena aku ingin mengantar barang keseluruh pelosok negeri sambil berjalan-jalan" jawab Bryan lantang.
"Lalu berikutnya, Nick, kamu mau jadi apa?" tanya bu guru lagi
Spontan Nick menjawab "Aku kelak ingin jadi Tukang Sampah bu guru" , Dan bu gurupun segera menjawab "That's Awesome!" (wah itu keren sekali) Why Nick ?" tanya bu guru, "karena aku suka kota yang bersih" jawab Nick singkat dan meyakinkan.
Pertanyaanpun terus berlanjut ke murid berikutnya, ada yang ingin jadi Petani, ingin jadi Tukang kayu (Carpenter) dsb.
Ketika mendengar itu semua mata saya terbelalak, "wah ini gak bener nih guru....", pikir saya dalam batin.
"Gimanasih kok anak-anak punya cita-cita jadi sopir, tukang sampah kok dibiarkan dan malah dibiang bagus, keren dsb.? "
"Cita-cita itu kan mestinya ya Jadi Dokter, Insinyur, Pilot, atau Presiden gitu lho itu baru dibilang keren. Ah gimana sih ini sistem pendidikannya gak bener deh kayaknya". terus saya bicara dalam batin.
Rasanya saya sudah tak sabar menunggu kelas usai dan segera mempertanyakan masalah ini pada sang guru tadi.
Dan akhirnya kelas pun usai, dan segera saja saya menghampiri sang guru untuk menegurnya. saya katakan "Maaf Bu guru kayaknya ada yang salah deh dengan cara anda mengajar?"
"Oh ya...yang bagian manakah yang kamu anggap salah?" tanya sang guru penasaran sambil kebingungan.
“Ituloh.... kenapa kok bu guru mengizinkan anak-anak itu bercita-cita ingin jadi supir truk, tukang sampah, petani dsb. Sudah gitu ibu malah bilang itu bagus, keren dsb.”
“Oh ya dimana letak kesalahannya?” tanya si guru tadi makin kebingungan
“Lho iya mestinyakan kalo cita-cita itu ya Jadi Dokter, jadi Insinyur, Jadi Pilot atau kalau bisa malah jadi Presiden gitu lho” kalo itu baru keren. Kata saya mencoba meyakinkannya.
Lalu bu guru terdiam sejenak sambil memandangi saya dalam-dalam dan berkata pelan;
"Mohon maaf kalau boleh tahu anda berasal dari negara mana ya ?”
"Oh iya saya berasal dari Indonesia bu” jawab saya dengan bangganya.
“Oh I see” (oh pantas...saya paham) katanya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Kalau tadi dia yang bingung dengan pertanyaan saya, kini giliran saya yang bingung dengan pertanyaan bu guru mengenai saya berasal dari mana, apa hubungannya cita-cita anak dengan saya berasal dari negara mana, kata saya dalam batin.
”Begini ya Edy, apakah kamu berpikir bahwa profesi seorang dokter itu lebih mulia dari seorang tukang sampah atau profesi seorang tukang sampah itu lebih rendah dari seorang dokter dan insinyur ?” tanyanya,
saya diam saja tak menjawab.
”Edy bisakah kamu bayangkan jika di negeri ini tak seorangpun mau jadi tukang sampah?”
"coba anda banyangkan jika satu bulan saja sampah di kota ini tidak ada yang mau mengambil dan mengolahnya, akan menjadi seperti apa potret kota kita ini ?” katanya serius sambil menatap wajah saya dalam-dalam.
Dan seketika itupula saya teringat akan peristiwa yang pernah terjadi di Kota Bandung Jawa Barat, Indonesia; dimana sampah2 tidak ada yang mengangkut selama lebih kurang 1 bulan dan berakibat kota Bandung tidak lagi menjadi kota kembang melainkan menjadi kota sampah dengan bau sampah dan lalat dimana-mana.
Lalu sang guru tadi berkata lagi;
"Setiap orang terlahir untuk membawa takdir panggilan jiwa mereka masing-masing, apakah itu jadi tukang sampah, jadi supir truk, jadi pilot, dokter atau yang lainnya. Tapi jika memang panggilan jiwanya adalah menjadi tukang sampah dan bukan jadi Pilot maka dukunglah ia untuk bisa menjadi TUKANG SAMPAH YANG TERBAIK DI DUNIA." Katanya lagi menjelaskan kepada saja.
"Edy tahukah mengapa kota kita bersih sekali dan terutama kota2 di California dan hampir diseluruh negeri ini juga bersih sekali, itu karena tukang sampahnya sangatlah professional, dan tahukah kamu bahwa si Tukang sampah professional tadi itu juga menjadi salah satu orang kaya dikotanya?".
saya hanya menggeleng pelan sambil terus mendengarkan penuturan bu guru tk ini.
"Coba bayangkan lagi jika di negeri ini tidak ada yang mau jadi supir truk, tidak ada yang mau jadi petani, nelayan dan sebagainya.... apa yang terjadi pada kita semua?" tanya bu guru kepada saya.
”Ya pasti akan sangat menyulitkan sekali, dan saya tidak mampu membayangkan jika itu benar-benar terjadi” jawab saya pelan.
"Tepat sekali Edy ! Jadi janganlah pernah berpikir bahwa profesi-profesi tersebut adalah rendah dan bukan sebuah cita-cita yang mulia dan besar, Jadi pupuklah rasa bangga pada setiap anak untuk memilih profesi yang menjadi panggilan jiwanya, dan yang paling penting ketika mereka sudah memilih maka JADILAH YANG TERBAIK dibidang yang dipilihnya tersebut. Maka setiap bidang akan ditangani secara profesional dan kita semua akan menikmati hasilnya seperti yang kita rasakan sekarang ini."
Dan setelah itu sayapun berkata, "Maafkan saya ya bu guru, atas cara berpikir saya yang kurang tepat, ini sungguh pelajaran berharga bagi saya, dan bagi bangsa saya jika nanti saya kelak kembali pulang ke negara saya."
"Thats okay Edy, untuk bisa menjadi lebih benar kita perlu mengerti dan memahami apa arti sebuah kesalahan, untuk bisa menjadi sukses kita perlu memahami dulu apa arti sebuah kegagalan itulah arti pembelajaran yang sesungguhnya"
"So....jika nanti kamu kembali ke negerimu dan memilih untuk berprofesi menjadi seorang guru atau pendidik seperti yang kamu inginkan, maka jadilah guru yang paling hebat yang bisa kamu capai, dan jadikanlah setiap anak menjadi orang yang hebat di bidang yang mereka pilih sesuai dengan panggilan jiwanya masing-masing. Karena pada dasarnya semua professi itu adalah mulia asalkan dilakukan dengan sepenuh hati dan jiwa, serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk dirinya dan orang lain."
Sahabatku keluarga Indonesia yang berbahagia,
Hari ini sy telah menyadari dan akan mendukung penuh cita-cita mulia anak saya untuk menjadi seorang petani buah yang terbaik. Semoga Tuhan mengabulkan cita-citamu nak dan semoga kamu bahagia dan sukses bersama cita-citamu. Amiinnnn.
Terimakasih Tuhan yang dengan berbagai cara telah memberikan pelajaran demi pelajaran berharga bagi hidupku .
Salam syukur penuh berkah,
edy
Sumber : Komunitas Ayah Edy
13 Apr 2015
ANAKKU YANG PERTAMA INGIN JADI PETANI BUAH
Label:
PARENTING
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar