Pola pup bayi yang diberi ASI dengan yang diberi susu formula berbeda dalam bentuk dan warna. Meski tak perlu terlalu panik, segera bertindak jika ada perubahan disertai demam, muntah dan lemas.
Bayi yang mendapat ASI eksklusif pada umumnya, buang air besar satu hingga tujuh kali dalam sehari, atau lebih. Oleh karena komposisi ASI selalu sesuai dengan tahap perkembangan sistem pencernaan bayi, zat makanan pun mudah dicerna. Jadi, bila bayi Anda sering buang air besar, tidak selalu berarti ia terserang diare. Artinya, ini adalah pola normal bayi Anda.
Tapi sebaliknya, ada juga bayi yang diberi ASI Eksklusif justru tidak pup seminggu hingga 10 hari. Selama Anda menyentuh bagian perut, ia tak merasa sakit dan terasa kosong, besar kemungkinan zat makanan dari ASI terserap semuanya.
Apabila bayi Anda diberi ASI dengan tambahan susu formula atau hanya diberi susu formula, frekuensi pup bayi, biasanya frekuensi buang air besarnya lebih jarang dan kotoran yang keluar lebih sedikit. Pasalnya, zat makanan susu formula lebih sulit dicerna dibandingkan ASI. Yang juga berbeda, bayi yang diberi susu formula cenderung lebih mudah dan sering terserang diare. Penyebabnya, antara lain, peralatan untuk menyiapkan susu formula kurang steril, dan reaksi alergi karena tubuh bayi sensitif terhadap senyawa-senyawa tertentu di dalam susu sapi. Jenis alergi yang paling sering dialami bayi: alergi terhadap protein susu sapi.
Tampilan pup bayi yang tidak seperti biasanya, serta perubahan pola pup, bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan pada tubuhnya. Bila perubahan tersebut disertai dengan gejala muntah, demam, pucat, dan lemas, meskipun Anda terus menyusuinya, hubungi segera dokter anak untuk mendapat pertolongan selanjutnya. Jangan lupa membawa catatan pola menyusu, pola pup dan muntah (apabila disertai muntah) sebagai informasi penting dokter bayi.
Sumber:http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Bayi/Gizi+dan+Kesehatan/pola.pup.dan.gangguan.kesehatan.bayi/001/001/17/1/1
0 komentar:
Posting Komentar