Bekas luka robekan pada perineum maupun luka bekas sayatan operasi harus benar-benar dijaga. Namanya saja luka, maka dapat menjadi pintu gerbang bagi masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh Anda. Ada 5 macam infeksi mengintai para ibu baru. Waspada!
1. Endometritis. Infeksi pada dinding rahim, endometrium, ini banyak dialami oleh ibu yang menjalani proses persalinan yang lama, atau jarak antara waktu pecah kantung ketuban dan pengeluaran bayi cukup panjang. Bila Anda menjalani persalinan Caesar, risikonya 5-15% dan Anda yang melahirkan secara alami, risikonya 1-3%.
* Penyebab: jenis-jenis bakteri di lapisan lendir vagina, terutama Streptococcus B dan Escherichia coli.
* Gejala: demam di atas 38 derajat C disertai menggigil, atau perdarahan dari vagina pada 24-36 jam setelah bersalin, nyeri di bagian perut bawah, lokia berwarna keruh, tidak bening, dan berbau tak sedap, denyut jantung meningkat, serta bila bagian bawah perut ditekan terasa keras.
* Pengobatan: suntikan antibiotika, seperti sefalosporin, penisilin, dan karbapenem. Pemberiannya bisa berbentuk tunggal atau kombinasi sesuai kebutuhan. Umumnya dalam 2-3 hari setelah diobati, infeksi sembuh sendiri.
* Pencegahan: suntikan antibiotika, terutama pada persalinan Caesar. Suntikan kadang perlu diulang 8 jam setelah persalinan. Selalu menjaga kebersihan jalan lahir dan vagina setelah bersalin. Pada persalinan Caesar, pencegahan dilakukan dengan pemberian antibiotika profilaksis.
2. Mastitis. Infeksi pada payudara ini dialami oleh 5% ibu baru yang sedang belajar menyusui. Lebih mudah terjadi jika puting 'pecah' akibat bengkak atau penuh ASI, sehingga ada celah bagi kuman infeksi masuk. Penyumbatan pada saluran ASI 1-2 hari setelah bersalin, juga mengundang infeksi.
* Penyebab: paling sering adalah bakteri Staphylococcus aureus.
* Gejala: sakit dan bengkak pada daerah payudara, puting mengeras, daerah di sekitar areola dan puting kemerahan, pusing, demam, otot sekitar tubuh bagian atas nyeri atau mudah merasa lelah.
* Pengobatan: pemberian antibiotika jenis antistafilokokus dan metasilin. Bila pembengkakan cukup parah, dilakukan penyayatan kecil untuk mengeluarkan abses, dan payudara harus dikosongkan dari ASI. Konsumsi cairan dan terapkan pola makan sehat bergizi.
* Pencegahan: kosongkan ASI pada kedua payudara secara rutin, baik dengan tangan maupun pompa ASI, meski bayi Anda belum mampu mengisap banyak ASI.
3. Episiotomi. Luka robekan perineum memang rentan infeksi, namun kasusnya relatif kecil, hanya 1-4%. Tingkat keparahannya bervariasi tergantung luas wilayah dan kedalaman jaringan yang terinfeksi. Mulai dari vagina, vulva (bibir luar dan dalam), bahkan dapat menjalar hingga ke rahim. Umumnya, terjadi 1-2 hari setelah persalinan.
* Penyebab: bakteri Escherichia coli dari anus.
* Gejala: luka jahitan terasa sakit, diraba terasa panas, gatal sehingga mengganggu proses buang air kecil, terjadi pembengkakan di sekitar jahitan episiotomi.
* Pengobatan: biasanya jahitan akan dilepas agar nanah keluar sehingga luka cepat mengering. Pembalut diganti secara berkala, kebersihan vagina ditingkatkan, dan diberi antibiotika.
* Pencegahan: menjaga kebersihan daerah sekitar vagina dan luka bekas episiotomi, terutama setelah buang air kecil dan buang air besar.
4. Infeksi Saluran Kemih. Berisiko dialami oleh ibu yang melahirkan secara normal. Risikonya sekitar 5%. Salah satu faktor pemicunya adalah terlalu lamanya pemakaian kateter yang memicu timbulnya luka dan pembengkakan pada saluran kemih, serta aliran urine tersumbat. Risiko infeksi ini mengancam mulai dari 1 hari hingga 1 minggu setelah bersalin.
* Penyebab: seringkali jenis-jenis bakteri yang biasa terdapat di dalam saluran pencernaan, seperti Enterococcus dan Escherichia coli.
* Gejala: muncul rasa panas seperti terbakar pada daerah vagina, disertai rasa gatal yang hebat sehingga menyulitkan buang air kecil. Sering merasa ingin buang air kecil, tapi urine hanya sedikit dan berwarna keruh mengandung bercak darah.
* Pengobatan: di samping antibiotika, kini terbukti mengonsumsi buah cranberry, dalam bentuk jus, manisan buah, dan lain-lain, mampu mengobati infeksi saluran kemih.
* Pencegahan: selain menjaga kebersihan daerah vagina dan sekitarnya, konsumsi buah cranberry segar maupun aneka olahannya terbukti mampu mencegah serangan infeksi ini, selain juga diimbangi minum banyak air putih.
5. Infeksi Luka Caesar. Persalinan Caesar menyisakan luka bekas sayatan sebanyak 7 lapisan pada jaringan perut, mulai dari permukaan kulit hingga dinding rahim. Namun, bila luka dijaga kebersihannya, risiko terinfeksi hanya sebesar 1%. Infeksi umumnya terjadi pada hari ke-3 hingga ke-7 setelah persalinan.
* Penyebab: peralatan operasi yang kurang steril, reaksi tubuh ibu terhadap bahan dasar benang jahit, jahitan jaringan yang terlalu besar, dan kebersihan luka kurang terjaga.
* Gejala: kulit di sekitar luka jahitan tampak kemerahan, meradang, bengkak, terasa sakit, panas, dan gatal. Bila luka ditekan terasa nyeri, keluar cairan putih kekuningan atau darah di sela-sela jahitan.
* Pengobatan: luka dibuka kembali untuk mencegah infeksi bakteri anaerob, hidup tanpa oksigen, yang ganas. Kemudian diberi antibiotik, membersihkan luka, memberikan obat antiseptik, istirahat, dan tidak melakukan aktivitas yang melibatkan gerakan membungkuk.
* Pencegahan: jaga agar luka jahitan tetap kering, berikan obat antibiotik, mengganti perban secara rutin, mengoleskan cairan antiseptik sebelum menempelkan perban yang baru, menjaga agar luka tidak sampai tergores atau tertekan.
Sumber : http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Kehamilan/Gizi+dan+Kesehatan/waspada.5.infeksi.kehamilan/001/001/1435/2
12 Jan 2011
WASPADAI GANGGUAN INFEKSI KEHAMILAN
Label:
KEHAMILAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar