Setelah melahirkan, ibu bukan hanya banjir hadiah. Banjir nasehat pun menghadang! Dari nasehat perawatan yang masuk akal sampai nasehat yang hanya didasarkan mitos dan bukan fakta atau realita.
Nasehat 1: Ibu harus serba bisa. Bukan ibu yang baik kalau mengaku, menjalani ibu itu sulit.
Idealnya, menjadi ibu itu perlu kesabaran, penuh kasih sayang dan pengertian. Tapi menjadi ibu adalah sebuah proses dan Anda tak mau gagal di kesempatan pertama jadi ibu. Setiap ibu perlu kesempatan untuk belajar dan menyadari perannya secara bertahap. Jadi tidak tepat jika ada yang mengatakan pada Anda, Anda harus sempurna dan siap jalan peran ibu tanpa keluhan sepulang dari rumah sakit.
Mulailah dengan mengaku pada diri sendiri: “Saya tidak sabar menghadapi tangis bayi”. Atau, apa saja yang Anda anggap sebagai tantangan jadi ibu baru. Dari situ, lakukan sesuatu untuk belajar lebih sabar, atau “tebal” telinga hadapi tangis bayi. Kalau memang sulit diatasi sendiri, cari bantuan!
Nasehat 2: Menyusui sangat mudah dan secara alami bisa dikuasai semua ibu baru.
Bingung mengapa ASI belum keluar juga setelah melahirkan?! Memang yang akan keluar pertama kali adalah cairan kuning bening yang disebut kolostrium. Ada rangkaian proses yang harus dilalui agar produksi ASI lancar dan banyak. Termasuk menghadapi rasa sakit ketika bayi pertama kali menghisap ASI dari puting susu. Serta terus menyusui si kecil sejak hari pertama.
Supaya proses belajar kongkrit, sebelum melahirkan belilah video bertema pemberian ASI pertama kali. Lalu ”program”-lah di kepala Anda, apa pun yang Anda rasakan juga dirasakan bayi. Anda pasti ingin si kecil bahagia merasakan ASI hangat dari Anda. Jadi nikmati dan tersenyumlah!
Nasehat 3: Sesama ibu yang baru melahirkan akan jadi teman terbaik Anda.
Seperti juga Anda, ibu baru lainnya juga tak ingin dicap orang tua yang tidak becus. Jadi ketika bertemu sesama ibu baru, ibu baru saling menutupi kekurangan dan tidak mau mengakui kesulitan yang dihadapinya. Nampaklah seperti sebuah kompetisi.
Terima saja kenyataan bahwa sesama ibu baru tidak mau ”diusik” seputar kemampuan mereka jalani peran ibu. So ... abaikan membandingkan bayi Anda dengan bayi lainnya. Mengobrollah tentang hal-hal yang ringan dan menghibur.
Nasehat 4: Anda bisa dapat semua jawaban dari ahlinya.
Jika Anda tak tahu cara tepat mengobati kolik bayi baru, segeralah menghubungi dokter anak. Tapi Andalah yang paling tahu momen tepat menghubungi dokter. Tentu Anda tak akan buru-buru telefon hanya karena si kecil gumoh. Intinya, gunakan kemampuan ”membaca” situasi. Tak jarang, pelukan dan tatapan hangat Anda saja sudah bisa ”mengobati” tangis bayi.
Cari informasi dan hayati pengalaman demi pengalaman. Seandainya intuisi Anda suatu saat meleset, tak masalah juga. Seiring waktu, Anda pasti akan dapat ”kunci” cara membaca realita dengan tepat.
Nasehat 5: Semua ibu bisa mengurus bayinya sendiri
Paskakelahiran Anda seharusnya memang istirahat, sekaligus ”berkenalan” dengan bayi melalui ritual bangun malam, menyusui, tidur dan bangun lagi. Terima saja ini dan bersabarlah.
Anda tentu tak perlu segan minta bantuan ayah, nenek atau pengasuh, sebab Anda pasti perlu makan, istirahat sejenak dan .. sedikit mempercantik diri.
Nasehat 6: Bonding berkembang secara alami
Tak semua ibu ”sadar” hubungan emosi harus dibangun. Meskipun 9 bulan bayi ada dalam rahim Anda namun kedekatan dan kelekatan harus terus dipupuk.
Manfaatkan momen babymoon. Bulan pertama bersama bayi adalah masa penting perkenalan Anda dengan bayi. Meskipun Anda menggunakan tenaga pengasuh, biarkan ia mengambilalih hal-hal kecil yang kurang penting, seperti mencuci peralatan bayi. Urusan menidurkan bayi adalah ”jatah” Anda.
Nasehat 7: Hubungan seks dengan suami rasanya seperti dulu lagi
Akuilah, Anda mengalami lelah dan penat setelah melahirkan. Tak hanya karena tubuh rasanya seolah habis ”turun mesin” tetapi ritual bangun malam beberapa kali pastilah membuat Anda terkejut di minggu-minggu. Boro-boro memikirkan hubungan intim dengan suami, bisa tidur tenang 1 jam saja sudah bagus!
Tak perlu terburu-buru menampik ajakan suami! Mulailah dengan mengobrol ringan dengan suami. Ssst kata sebuat riset ... obrolan ringan yang hangat bisa jadi foreplay yang hebat.
Nasehat 8: Tubuh ibu yang baru melahirkan adalah milik bersama
Benar! Payudara Anda kini milik bayi Anda juga. Mengatur makan dan minum kini harus mempertimbangkan kebutuhan bayi yang sedang Anda susui.
Anda merindukan tubuh Anda yang dulu? Sabar .. ya. Saat ini Anda hanya bisa memanfaatkan tubuh untuk keperluan ”Anda” yang sejalan dengan kepentingan bayi. Selama olahraga yang Anda lakukan membantu meningkatkan produksi ASI, tentu boleh Anda lakukan. Sejauh spa atau lulur bisa memanjakan dan merilekskan Anda setelah melahirkan, sampai akhirnya produksi ASI membludak ... lakukanlah!
Nasehat 9: Tanggalkan hobi dan kesenanganmu! Anak adalah segalanya
Sebulan sampai 40 hari pertama bersama bayi, Anda mungkin masih perlu belajar dan banyak tinggal di rumah. Apalagi jika akan bekerja lagi, Anda harus mengawasi pengasuh dan mengatur pendelegasian perawatan bayi. Tapi di bulan-bulan selanjutnya, Anda harus menghirup udara segar!
Bagaimana pun Anda perlu lepas sejenak dari rutinitas. Ini tak berarti Anda ibu yang kejam. Buatlah janji makan siang bersama teman sesama ibu, sementara itu titipkan si kecil kepada suami atau pengasuh ataupun nenek yang didelegasikan untuk membantu Anda. Nikmati tawa dan canda sejenak, lalu kembalilah dengan pikiran yang segar dan hati yang gembira.
Mulailah dengan mengaku pada diri sendiri: “Saya tidak sabar menghadapi tangis bayi”. Atau, apa saja yang Anda anggap sebagai tantangan jadi ibu baru. Dari situ, lakukan sesuatu untuk belajar lebih sabar, atau “tebal” telinga hadapi tangis bayi. Kalau memang sulit diatasi sendiri, cari bantuan!
Nasehat 2: Menyusui sangat mudah dan secara alami bisa dikuasai semua ibu baru.
Bingung mengapa ASI belum keluar juga setelah melahirkan?! Memang yang akan keluar pertama kali adalah cairan kuning bening yang disebut kolostrium. Ada rangkaian proses yang harus dilalui agar produksi ASI lancar dan banyak. Termasuk menghadapi rasa sakit ketika bayi pertama kali menghisap ASI dari puting susu. Serta terus menyusui si kecil sejak hari pertama.
Supaya proses belajar kongkrit, sebelum melahirkan belilah video bertema pemberian ASI pertama kali. Lalu ”program”-lah di kepala Anda, apa pun yang Anda rasakan juga dirasakan bayi. Anda pasti ingin si kecil bahagia merasakan ASI hangat dari Anda. Jadi nikmati dan tersenyumlah!
Nasehat 3: Sesama ibu yang baru melahirkan akan jadi teman terbaik Anda.
Seperti juga Anda, ibu baru lainnya juga tak ingin dicap orang tua yang tidak becus. Jadi ketika bertemu sesama ibu baru, ibu baru saling menutupi kekurangan dan tidak mau mengakui kesulitan yang dihadapinya. Nampaklah seperti sebuah kompetisi.
Terima saja kenyataan bahwa sesama ibu baru tidak mau ”diusik” seputar kemampuan mereka jalani peran ibu. So ... abaikan membandingkan bayi Anda dengan bayi lainnya. Mengobrollah tentang hal-hal yang ringan dan menghibur.
Nasehat 4: Anda bisa dapat semua jawaban dari ahlinya.
Jika Anda tak tahu cara tepat mengobati kolik bayi baru, segeralah menghubungi dokter anak. Tapi Andalah yang paling tahu momen tepat menghubungi dokter. Tentu Anda tak akan buru-buru telefon hanya karena si kecil gumoh. Intinya, gunakan kemampuan ”membaca” situasi. Tak jarang, pelukan dan tatapan hangat Anda saja sudah bisa ”mengobati” tangis bayi.
Cari informasi dan hayati pengalaman demi pengalaman. Seandainya intuisi Anda suatu saat meleset, tak masalah juga. Seiring waktu, Anda pasti akan dapat ”kunci” cara membaca realita dengan tepat.
Nasehat 5: Semua ibu bisa mengurus bayinya sendiri
Paskakelahiran Anda seharusnya memang istirahat, sekaligus ”berkenalan” dengan bayi melalui ritual bangun malam, menyusui, tidur dan bangun lagi. Terima saja ini dan bersabarlah.
Anda tentu tak perlu segan minta bantuan ayah, nenek atau pengasuh, sebab Anda pasti perlu makan, istirahat sejenak dan .. sedikit mempercantik diri.
Nasehat 6: Bonding berkembang secara alami
Tak semua ibu ”sadar” hubungan emosi harus dibangun. Meskipun 9 bulan bayi ada dalam rahim Anda namun kedekatan dan kelekatan harus terus dipupuk.
Manfaatkan momen babymoon. Bulan pertama bersama bayi adalah masa penting perkenalan Anda dengan bayi. Meskipun Anda menggunakan tenaga pengasuh, biarkan ia mengambilalih hal-hal kecil yang kurang penting, seperti mencuci peralatan bayi. Urusan menidurkan bayi adalah ”jatah” Anda.
Nasehat 7: Hubungan seks dengan suami rasanya seperti dulu lagi
Akuilah, Anda mengalami lelah dan penat setelah melahirkan. Tak hanya karena tubuh rasanya seolah habis ”turun mesin” tetapi ritual bangun malam beberapa kali pastilah membuat Anda terkejut di minggu-minggu. Boro-boro memikirkan hubungan intim dengan suami, bisa tidur tenang 1 jam saja sudah bagus!
Tak perlu terburu-buru menampik ajakan suami! Mulailah dengan mengobrol ringan dengan suami. Ssst kata sebuat riset ... obrolan ringan yang hangat bisa jadi foreplay yang hebat.
Nasehat 8: Tubuh ibu yang baru melahirkan adalah milik bersama
Benar! Payudara Anda kini milik bayi Anda juga. Mengatur makan dan minum kini harus mempertimbangkan kebutuhan bayi yang sedang Anda susui.
Anda merindukan tubuh Anda yang dulu? Sabar .. ya. Saat ini Anda hanya bisa memanfaatkan tubuh untuk keperluan ”Anda” yang sejalan dengan kepentingan bayi. Selama olahraga yang Anda lakukan membantu meningkatkan produksi ASI, tentu boleh Anda lakukan. Sejauh spa atau lulur bisa memanjakan dan merilekskan Anda setelah melahirkan, sampai akhirnya produksi ASI membludak ... lakukanlah!
Nasehat 9: Tanggalkan hobi dan kesenanganmu! Anak adalah segalanya
Sebulan sampai 40 hari pertama bersama bayi, Anda mungkin masih perlu belajar dan banyak tinggal di rumah. Apalagi jika akan bekerja lagi, Anda harus mengawasi pengasuh dan mengatur pendelegasian perawatan bayi. Tapi di bulan-bulan selanjutnya, Anda harus menghirup udara segar!
Bagaimana pun Anda perlu lepas sejenak dari rutinitas. Ini tak berarti Anda ibu yang kejam. Buatlah janji makan siang bersama teman sesama ibu, sementara itu titipkan si kecil kepada suami atau pengasuh ataupun nenek yang didelegasikan untuk membantu Anda. Nikmati tawa dan canda sejenak, lalu kembalilah dengan pikiran yang segar dan hati yang gembira.
0 komentar:
Posting Komentar