Orang Indonesia bisa menyontoh Jepang yang memiliki kebiasaan membentuk makanan. Kreasi bentuk makanan tak hanya mempercantik hidangan, namun juga menarik perhatian sekaligus membangkitkan selera makan. Kebiasaan membentuk atau mencetak makanan juga bisa mengatasi sulit makan pada anak.
Chef Haryo Pramoe, pakar kuliner yang juga mantan pembawa acara Harmoni Alam di TV swasta, mengatakan, orang Indonesia tak punya kebiasaan membentuk makanan. Padahal dengan membentuk, mencetak, atau menghias makanan, ibu bisa menunjukkan kecintaan terhadap anak sekaligus membangkitkan selera bagi anak yang sulit makan.
"Memang dibutuhkan sedikit usaha dari ibu untuk menghias makanan, namun hal ini menunjukkan kecintaan ibu terhadap anak," katanya di sela acara "Sustagen 100% Nutrition Day Gathering", di fX Jakarta, Sabtu (26/3/2011) lalu.
Menurut Chef Haryo, ibu perlu melibatkan anak dalam mempersiapkan makanan untuk menumbuhkan tanggungjawab terhadap makanannya. Orangtua juga perlu membebaskan anak "bermain" dengan makanan saat menyiapkan hidangan, tentunya dengan pengawasan dan pendampingan. Food shaper yang berasal dari Jepang bisa digunakan sebagai salah satu alat permainan dalam memasak untuk anak.
"Bagi orangtua memasak mungkin biasa saja, tetapi anak mendapatkan pengalaman berbeda dari memasak. Inilah pentingnya memasak untuk anak, mereka mendapatkan pengalaman menyenangkan karena bisa bermain dengan makanan. Melibatkan anak saat memasak juga membuat anak bisa merasakan tekstur makanan, memiliki keterampilan, dan menjadi lebih mandiri saat dewasa," jelas Chef Haryo.
Tugas orangtua adalah memerhatikan kandungan gizi dalam makanan, dan mengkreasikan masakan agar anak menyukai waktu makan. Kreasi makanan melalui food shaper, kata Chef Haryo, menarik bagi anak karena ukuran makanan lebih kecil. Meski begitu mencetak atau membentuk makanan dengan food shaper tak lantas mengurangi kebutuhan makan anak.
"Membentuk makanan dengan food shaper harus dipadatkan, jadi meski ukurannya kecil isinya padat dan asupan nutrisinya tetap terpenuhi," lanjutnya.
Food shaper dari Sustagen disebutkan Chef Haryo sebagai contohnya. Menurutnya food shaper ini memenuhi kebutuhan makanan anak. Anak membutuhkan 50gr karbohidrat per satu porsi makanan, sama dengan setengah dari kebutuhan orang dewasa.
"Satu sisi dari food shaper ini memenuhi kebutuhan 20-30 gr karbohidrat. Satu buah food shaper bisa dipecah dua," katanya.
Saat memasak karbohidrat, nasi misalnya, tambahkan potongan daging, ikan, ayam, atau seafood, serta sayuran yang dicacah kecil. Jadi saat dibentuk dengan food shaper, seluruh kebutuhan nutrisi terpenuhi, dari karbohidrat, protein, dan seratnya.
Alat masak yang juga bisa digunakan oleh anak-anak ini bisa Anda dapatkan setiap membeli dua buah Sustagen kotak ukuran 350 gr, atau satu Sustagen kaleng 800 gr selama Maret-April 2011. Anda akan mendapatkan enam bentuk food shaper, seperti beruang, ikan, bintang, mobil, kelinci, dan hati, masing-masing berwarna hijau, pink, kuning, biru, oranye, dan ungu.
Alat pencetak makanan ini tak hanya membuat anak tertarik melahap nasi goreng seafood berbentuk hati misalnya. Anda juga punya cara kreatif mengajak anak menyiapkan masakan atau bahkan memasak bersama. "Idealnya, anak bisa mulai diajak ke dapur bermain tepung dan telur saat usianya enam tahun, dengan pendampingan," tandas Chef Haryo.
Sumber:http://female.kompas.com/read/2011/03/27/10361611/.Food.Shaper.Mengatasi.Anak.Sulit.Makan
0 komentar:
Posting Komentar