Istri ngidam ingin makan martabak subuh-subuh atau rindu minum es buah di depan SMU-nya dulu? Itu biasa. Namanya juga ngidam dan itu terkait dengan kadar Hormon hCG yang tinggi di dalam tubuhnya. Tetapi, bagaimana kalau justru sang ayah yang ngidam?
Penelitian di St. George's University, London, Inggris, menemukan sejumlah suami ikut menderita akibat morning sickness, kram dan sakit punggung tatkala istrinya hamil. Dosen senior Departemen of Human Sciences, Loughborough University, Dr. Harriet Gross mengemukakan fenomena ayah ngidam atau bahasa Prancisnya couvade terjadi akibat sympathetic pregnancy atau merasakan keterlibatan sangat mendalam pada kondisi istri. Akibatnya, semua yang dirasakan istri, juga Anda rasakan.
Namun, ada juga teori lain yang menyebutkan ngidam suami adalah psikosomatis atau gejala yang dialami tubuh secara fisik akibat dorongan psikis. Bisa jadi psikosomatis itu muncul sebagai pertanda ketidaksiapan Anda punya anak. Ketidaksiapan emosional bisa memunculkan rasa cemas berlebihan. Ekspresi kecemasan keluar dalam bentuk gejala fisik mirip ngidam.
Ngidam perlu dipenuhi atau tidak? Anggapan bayi bakal ngeces alias meneteskan air liur sepanjang hari bila keinginan ngidam ibunya tidak dipenuhi, secara medis dianggap tidak rasional. Demikian juga ayah ngidam. Tak perlu dituruti hanya karena khawatir bayi akan bermasalah kelak. Santai saja, ayah!
Sumber:http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Kehamilan/Psikologi/ketika.calon.ayah.mengidam/001/007/753/1
0 komentar:
Posting Komentar